KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidaya-Nya sehingga
penulis dapat berwisata ke Pangandaran dengan selamat dan dapat menyelesaikan
laporan karya tulis ini dengan lancar.
Laporan
karya wisata ini tidak akan
terselesaikan dengan baik apabila tidak ada bantuan dari pihak lain, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
:
1.
Orang tua
penulis yang telah memberi dukungan dan telah membiayai penulis untuk mengikuti
Karya wisata.
2.
Bapak Drs. NANA
selaku Kepala MTs. Al-Istiqomah Sukajaya.
3.
Bapak Lumri,
S.Ag. selaku pembimbing penyusunan laporan karya wisata ini.
4.
Semua pihak yang
telah membantu penulis, baik secara material dan spiritual dalam pelaksanaan
Karya wisata dan penyusunan laporan ini.
Akhir
kata, penulis mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam perkataan
maupun penulisan. Semoga laporan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Amiin …..
Rajadesa,
Januari 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………........................................ viii
DAFTAR
LAMPIRAN .......................................................................................... .... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Tujuan
Pembuatan Laporan ................................................................ 4
C. Manfaat
………………………………………………………………… 6
C. Sistematika Penulisan ......................................................................... 5
BAB II SEKITAR KARYA WISATA
A. Masa
Persiapan ………….……………………………………….......... 7
B. Jadwal
Pelaksanaan …………………………………………………… 7
C. Perbekalan …………………………………………………………….. 8
BAB III OBYEK WISATA PANGANDARAN
A.
Wather Park ....................................................................................... 19
B. Cagar Alam ....................................................................................... 20
C. Pantai Pangandaran …………………………………………............... 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ...................................................................................... 32
B.
Saran .................................................................................................. 32
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu tugas akhir siswa-siswi MTs.
Al-Istiqomah Sukajaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis adalah menyusun Karya
Tulis laporan hasil Karya Wisata.
Karya
Wisata adalah merupakan pendidikan yang langsung terjun ke lokasi tempat-tempat
bersejarah dan alam sekitar untuk mengamati secar langsung tempat bersejarah
dan keadaan alam di sekitar kita.
Karya
Wisata adalah suatu kegiatan mendidik
siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan wawasan yang luas melalui
pengamatan secara langsung pada alam
sekitar. Pada tahun ini siswa-siswi MTs. Al-Istiqomah Sukajaya Kec. Rajadesa
Kabupaten Ciamis. Akan mengadakan pendidikan berbasis alam ke sekitar Pantai Pangandaran.
Pada
tanggal 21-22 Desember 2011 siswa-siswi MTs.
Al-Istiqomah Sukajaya Kec. Rajadesa Kabupaten Ciamis mengadakan Karya Wisata ke
sekitar Pantai Pangandaran.
Para
siswa perlu membuat laporan setelah kegiatan tersebut selesai, seperti hal yang
di lakukan penulis dan teman-teman penulis. Adapun tujuan mengapa penulis
membuat laporan ini untuk menceritakan pengalaman yang di alami penulis.
Penulis
membuat laporan ini bukan hanya untuk menceritakan pengalaman yang di alami
penulis saja melainkan juga untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian
Akhir Madrasah di Kelas IX.
MTs.
Al-Istiqomah Sukajaya Kec. Rajadesa, yang diwajibkan untuk menyusun karya tulis
yang berupa makalah pendidikan berbasis alam.
1.2 Tujuan Penyusunan Laporan
Tujuan
dari penulisan Karya Tulis tentang Objek
Wisata Pangandaran adalah:
a.Tujuan
Umum
Sebagai salahsatu upaya untuk men transfer pengalaman serta pengetahuan
kami dalam bentuk tulisan yang pada akhirnya dapat memunculkan rasa cinta
terhadap agama, bangsa, dan tanah air tercinta.
b.Tujuan
Khusus
Secara khusus tulisan ini kami buat sebagai
bahan laporan wajib untuk memenuhi tugas akhir kelas IX serta mudah-mudahan bermanfaat
bagi kita semua.
1.3
Manfaat
Adapun
manfaat dari penelitian dan penulisan Karya Ilmiah tentang Mesjid Agung Demak
adalah:
a. Mengetahui
keadaan objek wisata wathwr Fark
b. Mengetahui
Pantai Pangandaran
c. Mangetahui
Cagar Alam Pangandara
1.3
Sistematika
Penyusunan
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Pembuatan Laporan
1.2 Tujuan Pembuatan Laporan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB
II : SEKITAR KARYA WISATA SISWA
2.1 Masa Persiapan
2.2 Waktu Pelaksanaan
2.3 Perbekalan
BAB III PEMBAHASAN
3.1 WATERPARK
3.2 PANTAI PANGANDARAN
3.3 CAGAR ALAM
BAB 1V PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
BAB
II
SEKITAR
KARYA WISATA
BAB III
OBJEK
WISATA PANGANDARAN
3.1
Water Park Pangandaran
Tempat wisata ini terhitung yang
paling muda hadir di wilayah Pangandaran. Berbeda dengan waterpark yang ada,
waterpark Pangandaran berada di pinggir pantai lembah puteri. lokasinya sekitar
5 kilometer sebelum masuk pintu wisata pangandaran, tepatnya dikecamatan
Kalipucang. Waterpark ini dibangun dalam beberapa kolam besar dan lapangan
khusus buat ATV track dan dibangun diatas lahan lebih dari 10 hektar.
Fasilitas yang disajikan antara lain seperti umumnya waterpark, seperti luncuran, waterbom dan sebagainya, anda juga bisa menikmati petualangan seperti highrope dan yang lainnya, untuk anda yang suka dengan ATV, anda juga bisa memanfaatkan fasilitas yang ada disini. Untuk fasilitas umum biaya yang harus dikeluarkan sekitar 10rb-25 untuk hari-hari besar atau libur panjang. Didalamnya selanjutnya anda bisa menyewa pelampung atau perahu plastik untuk berenang
Fasilitas yang disajikan antara lain seperti umumnya waterpark, seperti luncuran, waterbom dan sebagainya, anda juga bisa menikmati petualangan seperti highrope dan yang lainnya, untuk anda yang suka dengan ATV, anda juga bisa memanfaatkan fasilitas yang ada disini. Untuk fasilitas umum biaya yang harus dikeluarkan sekitar 10rb-25 untuk hari-hari besar atau libur panjang. Didalamnya selanjutnya anda bisa menyewa pelampung atau perahu plastik untuk berenang
3.1 Pantai Pangandaran
3.1.1 Gambaran Umum Tentang Pangandaran
Objek wisata yang merupakan primadona pantai di Jawa Barat
ini terletak di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran dengan jarak 92 km ke
arah selatan dari Kota Ciamis ini memiliki keistimewaan seperti : Dapat melihat
terbit dan terbenamnya matahari dari satu tempat yang sama, jarak antara pasang
dan surut relatif lama sehingga memungkinkan kita berenang dengan aman, dan
terdapat taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang mempesona.
Dengan adanya faktor-faktor tadi, maka wisatawan yang
berkunjung ke pantai Pangandaran dapat melakukan kegiatan yang beraneka ragam.
Di Pangandaran pun terdapat acara tradisional yaitu Hajat Laut. Hajat Laut
merupakan upacara yang dilakukan nelayan sebagai perwujudan rasa terima kasih
mereka terhadap kemurahan Allah SWT, dengan cara melarung sesajen ke laut
lepas. Acara ini biasa dilaksanakan pada tiap-tiap bulan Muharam dengan
mengambil tempat di pantai timur Pangandaran.
Event pariwisata bertaraf Internasional yang selalu
dilaksanakan disini adalah Festival Layang-layang Internasional (Pangandaran
International Kite Festival) dengan berbagai kegiatan pendukungnya yang bisa
disaksikan pada tiap bulan Juni atau Juli. Para wisatawan pun dapat menikmati
fasilitas yang tersedia, antara lain :
a. Hotel, restoran,penginapan, dan
pondok wisata dengan tarif bervariasi.
b. Pelayanan pos, telekomunikasi, dan
money changer.
c. Gedung bioskop, diskotik, dan
lapangan parkir yang cukup luas.
3.1.2 Sejarah Pantai Pangandaran
Pada awalnya Desa Pananjung Pangandaran ini dibuka dan
ditempati oleh para nelayan dari suku sunda. Penyebab pendatang lebih memilih
daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang
kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di Pantai Pangandaran
inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi
cagar alam atau hutan lindung, tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi
gelombang besar untuk sampai ke pantai. Di sinilah para nelayan menjadikan
tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam bahasa sundanya disebut andar
setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga
menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari
dua buah kata pangan dan daran . yang artinya
pangan adalah makanan dan daran adalah pendatang. Jadi Pangandaran artinya
sumber makanan para pendatang.
Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama Desa Pananjung,
karena menurut para sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat tanjung di
daerah inipun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa tempat.
Pananjung artinya dalam bahasa sunda Pangnanjung-nanjungna (
paling subur atau paling makmur)
Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan,
sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar
abad XIV M. setelah munculnya kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor.
Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang yang salah satu versi mengatakan bahwa
beliau masih keturunan Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pagauban,
namun sayangnya kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para Bajo (Bajak
Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hail bumi kepada mereka,
karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan paceklik (gagal
panen).
3.2 Cagar Alam Pananjung
Pananjung
Pangandaran adalah semenanjung kecil yang terletak di pantai selatan Kabupaten
Ciamis, di wilayah pariwisata Pangandaran.
Menurut
sejarah pembentukannya, diduga Pananjung dulu merupakan sebuah pulau kecil,
yang kemudian terhubung dengan daratan Pulau Jawa akibat proses sedimentasi
pasir. Pananjung sekarang berstatus sebagai cagar alam. Dari tempat ini orang
dapat menyaksikan keindahan terbit dan terbenamnya matahari.
Pananjung adalah istilah orang penduduk lokal sebutan lain dari Pangandaran. Letak panajung membentuk teluk dan diapit pantai barat & pantai timur, diujung selatan ada cagar alam yang menghadap ke pantai laut lepas. terletak di daerah perbatasan prov JATENG & prov JABAR. Masuk wilayah Kab Ciamis JABAR
Pananjung adalah istilah orang penduduk lokal sebutan lain dari Pangandaran. Letak panajung membentuk teluk dan diapit pantai barat & pantai timur, diujung selatan ada cagar alam yang menghadap ke pantai laut lepas. terletak di daerah perbatasan prov JATENG & prov JABAR. Masuk wilayah Kab Ciamis JABAR
Dari Pantai
Barat Pangandaran, melihat ke samping kiri terhampar pantai pasir putih
sementara di belakangnya terlihat kawasan Cagar Alam Pananjung sebagai kawasan
konservasi flora dan fauna. Kita dapat naik perahu ke seberang sana atau
memutar melalui jalan darat masuk ke cagar alam terlebih dahulu. Mengambil
jalan laut untuk menuju Pantai Pasir Putih. kita dapat melihat perahu-perahu
yang membawa pengunjung mendarat di pantai indah ini. ke dalam kawasan
konservasi Cagar Alam Pananjung. Konon kawasan seluas 530 hektar ini memiliki
kekayaan bunga Raflesia Padma, Banteng, Rusa dan berbagai jenis Kera. Masuk ke
dalam kawasan ini, dapat merasakan berada di dalam hutan yang masih cukup alami
Di dalam
kawasan konservasi, menjumpai banyak kera di jalan dan di pohon. sampai
bagian ujung yaitu dekat dengan Gua Jepang. di sekitar gua sangat ramai
pengunjung dan pedagang yang menjajakan barang-barang seni kerajinan hasil
pantai.
Objek wisata
ini merupakan satu-satunya objek wisata hutan yang ada di Pangandaran,
Kabupaten Ciamis. Keadaan topografi sebagian besar landai dan di beberapa
tempat terdapat tonjolan bukit kapur yang terjal.
TWA
Pangandaran memiliki kekayaan sumber daya hayati berupa flora dan fauna serta
keindahan alam. Hutan sekunder yang berumur 50-60 tahun dengan jenis dominan
antara lain laban, kisegel, merong , dan sebagainya. Juga terdapat beberapa
jenis pohon peninggalan hutan primer seperti pohpohan kondang, dan benda .
Hutan pantai hanya terdapat di bagian timur dan barat kawasan, ditumbuhi pohon
formasi Barringtonia, seperti butun, ketapang.
Dengan
berbagai ragam flora, kawasan TWA Pangandaran merupakan habitat yang cocok bagi
kehidupan satwa-satwa liar, antara lain tando, monyet ekor panjang , lutung ,
kalong , banteng, rusa, dan landak. Sedangkan jenis burung antara lain burung
cangehgar, tlungtumpuk, cipeuw , dan jogjog. Jenis reptilia adalah biawak ,
tokek, dan beberapa jenis ular, antara lain ular pucuk.
Banyaknya
flora dan fauna yang berkembang biak di sana merupakan daya tarik tersendiri.
Tidak heran jika TWA Pangadaran tidak pernah sepi dari kunjungan para
wisatawan. Selain itu, TWA ini mempunyai berbagai daya tarik lainnya, seperti
Batu Kalde, salah satu peninggalan sejarah zaman Hindu. Selain itu, banyak
terdapat gua alam dan gua buatan seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang,
Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.
Daya tarik
lainnya yang berada di TWA, baik yang berada di kawasan cagar alam darat maupun
cagar alam laut, adalah Batu Layar, Cirengganis, Pantai Pasirputih di kawasan
cagar alam laut. Lalu, padang pengembalaan Cikamal, yang merupakan areal padang
rumput dan semak seluas 20 ha sebagai habitat banteng dan rusa. Air terjun yang
berada di kawasan cagar alam bagian selatan, dapat ditempuh dengan jalan kaki
selama 2 jam melalui jalan setapak.
Sejarah
kawasan
Pada tahun
1922, seorang Belanda bernama Eyken membeli tanah pertanian di pananjung
Pangandaran, kemudian memindahkan penduduk yang tinggal di daerah yang sekarang
menjadi taman wisata alam. Selanjutnya daerah tersebut dikelola sebagai daerah
perburuan pada tahun 1931.
Pada tahun
1934, daerah tersebut diresmikan menjadi sebuah wildreservaat dengan keputusan
Statblad 1934 nomor 663. Tetapi dengan ditemukannya jenis-jenis tumbuhan
penting, termasuk Raflesia patma pada tahun 1961, membuat statusnya diubah
menjadi cagar alam, dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.34KMP/tahun 1961.
Akhirnya pada 1978, karena adanya potensi yang dapat mendukung pengembangan
pariwisata alam, sebagian wilayah cagar alam yang berbatasan dengan areal
permukiman statusnya diubah menjadi taman wisata alam.
Tahun 1990
dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitar cagar alam laut (470 ha), sehingga
luas kawasan perairan di sekitar Pangandaran seluruhnya menjadi 1.500 ha.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.104/kpts-II/1993,
pengusahaan TWA Pangandaran diserahkan kepada Perum Perhutani dan diserahkan
fisik pengelolaannya pada 1 November 1999.
TWA
Pangandaran mempunyai banyak legenda, seperti legenda Gua Parat. Gua ini dulu
tempat bertapa dan bersemedi beberapa pangeran dari Mesir, yaitu Pangeran
Kesepuluh (Syekh Ahmad), Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Maja
Agung, dan Pangeran Raja Sumenda. Di dalam gua ini terdapat dua kuburan sebagai
tanda bahwa di tempat inilah Syekh Ahmad dan Muhamad menghilang (tilem).
Gua
Panggung
Menurut
cerita, yang berdiam digua ini adalah Embah Jaga Lautan atau disebut pula Kiai
Pancing Benar. Beliau merupakan anak angkat dari Dewi Loro Kidul dan ibunya
menugaskan untuk menjaga lautan di daerah Jabar dan menjaga pantai Indonesia
pada umumnya. Oleh karena itu, beliau disebut Embah Jaga Lautan.
Gua Lanang
Gua ini
dulunya merupakan keraton pertama Kerajaan Galuh. Sedangkan keraton yang kedua
terdapat di Karang Kamulyan Ciamis. Raja Galuh adalah laki-laki (lanang) yang
sedang berkelana.
Situs Batu Kalde Atau Sapi Gumarang
Ditempat
ini menurut cerita tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi seekor
sapi yang gagah berani dan sakti.Sapi Gumarang adalah nakhoda kapal, pada suatu
hari Sapi Gumarang ini diutus untuk membeli padi kedaerah Galuh, akan tetapi
tidak berhasil sebab Raja Galuh tidak mengijinkan berhubungan persediaan padi
untuk daerah itu sendiri belum mencukupi
Nakhoda kapal sangat marah mendengar
hal itu kemudian dia mengutus Sapi Gumarang untuk merusak seluruh Galuh
dan sekitarnya. Sapi Gumarang dapat menjalankan tugasnya dengan baik terbukti
seluruh padi baik yang berada di lumbung dan disawah terkena hama.
Raja Galuh sangat terkejut dengan
keadaan ini dan beliau yakinhal ini pasti dilakukan oleh utusan Nakhoda,
kemudian beliau menyusun putra angkatnya Sulanjana untuk mencari Sapi Gumarang
dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dan akan membantu Kerajaan Galuh
apabila terserang hama
Cirengganis
Legenda Mata Air Cirengganis
Cerita ini
berawal dengan adanya sebuah pemandian berupa sungai kepunyaan seorang Raja
bernama Raja Mantri. Pada suatu hari Raja Mantri pergi melihat-lihat
pemandiannya, kebetulan waktu itu Dewi Rengganis dan para Inangnya sedang
mandi.
Dewi
Rengganis adalah putri dari kayangan, karena terdorong oleh perasaan hatinya
kemudian Raja Matri mengambil pakaian Dewi Rengganis. Alangkah terkejutnya sang
Dewi karena pakaiannya sudah tidak ada pada tempatnya, Inangnya disuruh untuk
mencarinya akan tetapi tidak berhasil. Karena kesalnya Dewi Rengganis kemudian
berkata barang siapa menemukan bajunya maka akan dijadikan saudara bila
perempuan dan bila laki-laki akan dijadikan suami.
Semua
perkataan Dewi terdengan oleh Raden Mantri kemudian dia keluar dari
persembunyiannya. Untuk menepati janji, Dewi Rengganis bersedia menjadi istri
Raden Raja Mantri.
Setelah
menikah kemudian pemandian ini diserahkan kepada Dewi Rengganis. Sejak itu
pemandian itu dinamakan Cirengganis dan sampai sekarang banyak orang yang masih
percaya akan khasiat apabila mandi disana
Gua Jepang
Gua
Jepang di Kawasan Cagar Alam Pangandaran di buat Periode (1941-1945), saat itu
Balatentara Dai Nippon menduduki seluruh pulau Jawa dan Madura, pembangunan Gua
jepang ini di lakukan oleh para pekerja paksa (Romusa) selama ± 1 tahun, dan
sampai sekarang gua jepang di kawasan Cagar Alam Pangandaran belum pernah di
renovasi, jadi masih nampak keasliannya.
Gua
jepang yang berada di kawasan Cagar Alam Pangandaran, terbuat dari tembok beton
yang sengaja di timbun tanah sebagai benteng pertahanan tentara Dai Nippon
(Jepang), dengan lubang-lubang pengintai menghadap ke arah laut, hal itu di
maksudkan untuk mengawasi pendaratan dari pihak sekutu Belanda.
Ada
3 gua jepang di kawasan Cagar Alam Pangandaran, salah satunya memiliki
kedalaman 10 meter dengan lubang -lubang pengintai sekitar 1 meter.
Sebagai
Informasi sampai sekarang, setiap tanggal 17 agustus selalu di adakan upacara
khusus yang dilakukan oleh warga Jepang yang tinggal di sekitar Pangandaran,
upacara tersebut biasanya berupa ritual-ritual khusus sebagai bentuk
penghormatan kepada para leluhur orang jepang.
Kawasan
Konservasi Sumber Daya Alam Pangandaran semula merupakan tempat perladangan
penduduk. Tahun 1922, ketika Y. Eycken menjabat Residen Priangan, diusulkan
menjadi Taman Buru. Pada waktu itu dilepaskan seekor Banteng, 3 ekor Sapi
Betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragam satwa yang unik dan
khas serta perlu dijaga habitat dan kelangsungan hidupnya maka pada tahun 1934,
status kawasan tersebut diubah menjadi Suaka Margasatwa dengan luas 530 ha.
Tahun
1961, setelah ditemukan bunga Raflesia Fatma yang langka, statusnya diubah lagi
menjadi Cagar Alam. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
tempat rekreasi, maka pada tahun 1978, sebagian kawasan tersebut (37,70 ha)
dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan kawasan perairan di
sekitarnya sebagai Cagar Alam Laut (470 ha), sehingga luas seluruhnya menjadi
1.000 ha.
Dalam
perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/Kpts-II/1993
pengusahaan wisata TWA Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani. Kegiatan wisata yang dapat
dilakukan di kawasan konservasi Pangandaran dan sekitarnya adalah: lintas alam,
bersepeda, berenang, bersampan, scuba diving, snorking dan melihat peninggalan
sejarah.
Cagar alam
seluar ± 530 hektar, yang diantaranya termasuk wisata seluas 37,70 hektar
berada dalam pengelolaan SBKSDA Jawa Barat II. Memiliki berbagai flora dan
fauna langka seperti Bunga Raflesia Padma, Banteng, Rusa dan berbagai jenis
Kera. Selain itu, terdapat pula gua-gua alam dan gua buatan seperti: Gua
Panggung, Gua Parat, Gua Sumur Mudal, Gua Lanang, gua Jepang serta sumber air
Rengganis dan Pantai Pasir Putih dengan Taman Lautnya. Untuk Taman Wisata Alam
(TWA) dikelola Perum Perhutani Ciamis.
Mau tanya,ini bab 2 ya koq hilang yh? pdahal sya mau baca..
BalasHapus